Well…, karena tulisan ini erat kaitannya dengan artikel fotografi saya sebelumnya “Teknik Fotografi dan Hasil Bagus Itu Gampang Kok, Beneran!” wajar dong, judulnya mirip juga heheheh ^.^
Hmmphhh….
Defenisi klasik fotografi makro adalah ukuran objek foto pada negatif film, ukurannya sama dengan objek nyata, dengan kata lain rationya 1:1.
Seiring kemajuan teknologi yang menghasilkan fotografi digital, defenisi fotografi makro pun berubah menjadi lebih dinamis yaitu teknik pengambil foto objek dalam jarak yang sangat dekat, berkisar antara 10-60 cm dari lensa kamera. Sedangkan jarak yang lebih dekat dari 10 cm, bisa dikatakan telah memasuki wilayah fotomikrografi.
Defenisi inipun menjadi rancu karena bisa saja pada saat pengambilan foto jarak objek dengan lensa, katakanlah 2 meter, bisa “direkayasa” menjadi fotografi makro. Hal ini bisa dilakukan pada foto yang memiliki resolusi yang sangat tinggi misalnya 40 megapixel. Misalnya mengambil foto seseorang dari jarak 2 meter dari lensa, lalu pada saat pengeditan, bagian mata di zoom atau diperbesar (magnification) trus di cropping, jadi fotografi makro deh ^_^
Weleh, koq jadi ribet ya, katanya gampang… Eits, teknik pengambilan fotografi makronya yang gampang bukan defenisinya (bela diri ni heeehhehe). Pokoknya pembaca dah mengerti maksud saya kan hehehehh…
Tips Teknik Memperoleh Hasil Foto Makro yang Bagus
Tujuan umum fotografi makro adalah untuk mendapatkan detail objek. Pada prinsipnya tips fotografi dalam artikel saya sebelumnya berlaku juga pada fotografi makro, yang perlu ditekankan adalah:
Yahhh begitulah pembacaa, sebenarnya hobi fotografi ini adalah hobi yang relatif mahal loh. Hiks.. entah kapan saia punya kamera DLSR berikut aksesorisnya, T_T
Foto-foto di atas menggunakan kamera D1000, Compact dan HP. Saat ini saya ngandalin N73 yang kualitasnya oke banget
Hmmphhh….
Defenisi klasik fotografi makro adalah ukuran objek foto pada negatif film, ukurannya sama dengan objek nyata, dengan kata lain rationya 1:1.
Seiring kemajuan teknologi yang menghasilkan fotografi digital, defenisi fotografi makro pun berubah menjadi lebih dinamis yaitu teknik pengambil foto objek dalam jarak yang sangat dekat, berkisar antara 10-60 cm dari lensa kamera. Sedangkan jarak yang lebih dekat dari 10 cm, bisa dikatakan telah memasuki wilayah fotomikrografi.
Defenisi inipun menjadi rancu karena bisa saja pada saat pengambilan foto jarak objek dengan lensa, katakanlah 2 meter, bisa “direkayasa” menjadi fotografi makro. Hal ini bisa dilakukan pada foto yang memiliki resolusi yang sangat tinggi misalnya 40 megapixel. Misalnya mengambil foto seseorang dari jarak 2 meter dari lensa, lalu pada saat pengeditan, bagian mata di zoom atau diperbesar (magnification) trus di cropping, jadi fotografi makro deh ^_^
Weleh, koq jadi ribet ya, katanya gampang… Eits, teknik pengambilan fotografi makronya yang gampang bukan defenisinya (bela diri ni heeehhehe). Pokoknya pembaca dah mengerti maksud saya kan hehehehh…
Tips Teknik Memperoleh Hasil Foto Makro yang Bagus
Tujuan umum fotografi makro adalah untuk mendapatkan detail objek. Pada prinsipnya tips fotografi dalam artikel saya sebelumnya berlaku juga pada fotografi makro, yang perlu ditekankan adalah:
- Memiliki Tujuan; untuk memperoleh hasil yang maksimal penting diketahui tujuan pengambilan fotografi makro, apakah hanya untuk sekedar iseng, seni, kepentingan ilmiah, pemberitaan atau promosi produk, dengan demikian kita bisa fokus. Biasanya untuk kepentingan ilmiah dan pemberitaan lebih mengutamakan “pesan foto” daripada keindahannya (seni), namun akan menjadi foto yang hebat apabila keduanya dapat disatukan.
- Menggunakan lensa khusus makro atau mengaktifkan modus makro pada kamera.
- Menggunakan manual fokus (kalau ada pada kamera tentunya), karena seringkali autofokus “tidak mengetahui” bagian mana yang kita inginkan dari objek untuk difokuskan.
- Menggunakan penyangga kamera; fotografi makro sangat sensitif terhadap goncangan, gunakan monopod, bipod, tripod, tetrapod atau benda-benda lain sebagai penyangga kamera misalnya buku atau apalah… terserah pembaca >.<
- Menggunakan fitur self timer kamera, sehingga kamera benar-benar bebas dari goncangan.
- Sebaiknya tidak menggunakan flash khususnya pada objek yang sangat dekat (lebih dekat dari 10-30 cm), penerangan objek dapat dilakukan dengan mengarahkan objek pada sumber cahaya (kalau benda tak bergerak dong, kalau objeknya serangga keburu kabur dah), menggunakan senter atau lampu baca.
- Menggunakan mode aperture priority (bukaan lensa) lebar/nilai f rendah, ISO (sensifitas sensor kamera terhadap cahaya) rendah dan shutter speed relatif tinggi. Maaf ya pembaca, khususnya kepada fotografer pemula, tips terakhir ini memang relatif sulit tapi akan gampang apabila benar-benar minat fotografi heheheehh… Mudah-mudahan niat saya membuat artikel tentang ketiganya dapat terwujud, amiinnn. Kalau sudah memahami ketiganya berarti bukan fotografer pemula lagi loh ^,^
Yahhh begitulah pembacaa, sebenarnya hobi fotografi ini adalah hobi yang relatif mahal loh. Hiks.. entah kapan saia punya kamera DLSR berikut aksesorisnya, T_T
Foto-foto di atas menggunakan kamera D1000, Compact dan HP. Saat ini saya ngandalin N73 yang kualitasnya oke banget
Tidak ada komentar:
Posting Komentar