Desainer cenderung tampil sebagai
seseorang yang terampil. Mereka mengambil dua ruang lingkup dalam dunia
kerjanya, ruang lingkup secara visual dan secara konseptual. Mereka
harus mampu meneliti garis, warna, bentuk, volume dan tekstur, mereka
juga harus bisa memperhatikan hubungan antara berbagai hal, merekapun
harus mampu menemukan irama dan repetisinya pada sesuatu yang mereka
lihat.
Secara konseptual, para desainer
seringkali memperhatikan suatu gagasan dari berbagai sisi dan mencari
pendekatan-pendekatan dengan sisi-sisi tersebut dengan suatu tindakan
yang tidak umum. Kebiasaan ini merupakan bentuk pemahaman
sekaligus sumber masukan bagi kreativitas mereka. Bagi desainer, suatu
objek atau gagasan dapat menjadi sebuah tempat bermain yang banyak
sekali dan luas tak terukur serta dapat menghasilkan gagasan yang segar
bagi dirinya.
- “Aku adalah seorang arsitek yang membangun informasi. Arsitek di dalam definisiku tidak memiliki pengertian yang kaku. Bagiku, Informasi berarti pemahaman dan aku akan membuat berbagai hal yang menarik perhatianku untuk dapat dimengerti orang lain. “ – Richard Saul Wurman
- “Studio pertamaku dibangun dengan sebuah kesadaranku akan profesi desain dan sebagai sebuah kesempatan untuk menggunakan kemampuan analitis pada kepeminatanku dibidang seni rupa. Karena aku adalah lulusan sekolah desain maka aku selalu menyelidiki lebih dalam segala aspek dari desain, hingga aku dapat menemukan sesuatu yang sangat menarik secara pribadi pada setiap pekerjaanku. Aku menyadari bahwa profesi desain memiliki sifat alami yang secara konstan dapat menarik desainer ke dalam suatu permasalahan yang sangat luas.” – Won Chung
- “Aku harus membuat berbagai hal dan menghubungkan setiap hal tersebut dengan berbagai cara, hingga dapat membangkitkan ingatan yang bermanfaat bagi orang lain. Aku sangat suka memanjakan perasaanku pada aspek material di dunia desain. Aku mempelajari bahwa aku bisa menggunakan desain yang tidak hanya menjangkau ke dalam diriku dan menyatakan perasaanku sendiri, tetapi juga menggapai ke luar, kepada orang lain, dengan gambaran dan kata-kata yang sungguh aku kerjakan dengan teliti, lalu aku padatkan dan aku ubah ke dalam bentuk komunikasi yang bisa melibatkan publik dan lingkungan secara bersama.” – Sheila Levrant de Bretteville
- “Ketika kecil aku telah terobsesi dengan menggambar. Pada umur enam, aku harus berbaring satu tahun di tempat tidur karena suatu penyakit, dan satu-satunya hal yang membuat aku tetap sibuk adalah menggambar dan membangun kota dari tanah liat. Sungguh, saat itu adalah masa yang penting dalam hidupku, dan hari ini aku telah menggenapkan, melengkapkannya dengan menjadi desainer.” – Milton Glaser
- “Aku suka dengan kata-kata yang mengalir dan gagasan yang berubah menjadi sesuatu. Aku suka lingkungan sosial desain, para aktifis dalam lingkungan desain, juga aspek estetis dan praktis dalam kerja desain.”– Laurie Haycock Makelae
Diatas adalah ungkapan dari para
desainer ternama dan jika diamati maka semuanya adalah cerminan dari
kepribadian dan proses kreasi mereka. Para desainer seringkali
mempunyai kepekaan terhadap sesuatu. Beberapa dari mereka dapat
dikatakan sebagai seseorang yang “off-center but more self-directed”
dibanding dengan kebanyakan orang lain dalam sebuah lingkungan. Para
desainer juga cenderung memiliki sensitifitas intelektual yang tinggi:
mereka selalu ingin memahami bagaimana sebuah proses dan mereka selalu
mencoba gagasan mereka pada lingkungannya. Mereka selalu tertarik pada
tafsir visual sekalipun berasal dari gagasan-gagasan yang abstrak.
Mereka harus mampu menggambarkan persoalan, mereka banyak membaca,
mereka mengadakan percobaan, mereka menyelidiki kultur dengan mengambil
bagian di dalamnya, memperhatikannya, dan menyerap setiap gagasan
serta sumber pengalaman yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.
Berikutnya, membuat beragam hal adalah
kebiasaan yang alamiah untuk para desainer. Bagaimanapun juga berpikir
tentang sesuatu atau berkata tentang sesuatu tidaklah cukup. Para
Desainer lebih merasakan dengan secara tidak sengaja bahwa proses
membuat sesuatu yang riil akan melibatkan kekuatan pikiran terutama
pada saat berkaitan dengan sebuah format dan perubahannya atau disaat
sebuah gagasan baru muncul denga tiba-tiba. Secara umum, kinerja para
desainer tidak serupa dengan sebuah rutinitas atau aktivitas biasa.
Mereka selalu memulai sesuatu yang baru dan terkadang bermula dari
tantangan yang tak dikenal.
Desainer juga tertarik pada definisi
fungsi, baginya sesuatu itu haruslah menarik, bermanfaat dan memiliki
fungsi. Mereka lebih senang terhadap aspek kehidupan sehari-hari dalam
menciptakan karya dibanding menciptakan sebuah karya seni untuk museum.
Bagi desainer, batasan desain dan komunikasi yang selalu dilihat dari
sebuah fungsi adalah merupakan tantangan tersendiri.
Sehingga dapat kita lihat dalam hal ini,
bahwa benar-benar tidak ada jenis desainer yang universal ideal.
Karakteristik umum seperti kreativitas, keterbukaan pada gagasan yang
baru, kemauan dalam menjalankan sistem kinerja desain dan keinginan
keras dalam menyelidiki dunia visual malah lebih penting dibanding
sebuah ciri yang harus spesifik dan definitif. Sebab pula desainer
datang dari berbagai latar belakang, dari semua kelompok, ras dan
kesukuan serta dari domisili yang berbeda seperti kota, negara, hingga
latar belakang akademis maka setiap desainer adalah berbeda dan selalu
mencari cara untuk dapat menyuling perbedaan dalam bentuk saling
menghargai terhadap perbedaan itu sendiri.
- “Aku menjadi seorang desainer grafis sebab ketrampilan terbaikku adalah menggambar, selain itu tidak terlatih. “– Colin Forbes
- “Dahulu, aku memiliki cita-cita menjadi seorang aktris. Keinginan ini bertahan sampai masuk perguruan tinggi, ketika aku menjadi tertarik untuk mendesain. Aku mengambil kelas yunior pada sekolah desain dengan asumsi akan kembali ke sekolah aktris-tapi hingga kini aku tidak pernah kembali. Ternyata takdirku adalah mendesain.” – Deborah Sussman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar